PDM Kabupaten Tuban - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kabupaten Tuban
.: Home > Berita > Kang Alam. "Baitul Arqom AUM Pendidkan Hendaknya Memperhatikan Outcome Bukan Pada Output Saja"

Homepage

Kang Alam. "Baitul Arqom AUM Pendidkan Hendaknya Memperhatikan Outcome Bukan Pada Output Saja"

Senin, 26-02-2018
Dibaca: 246

Foto bersama panitia, pemateri dan peserta Baitul Arqom zona dua (Iwan Abdul Gani)
 
Permasalahan kaderisasi di Muhammadiyah telah menjadi persoalan yang cukup serius, kejayaan Muhammadiyah yang telah bertahan sampai 105 tahun menuntut keseriusan para aktifisnya untuk terus mengawal ruh dan gerak organisasi. Perubahan kondisi sosial politik dan ekonomi membuat Muhammadiyah tidak bisa disamakan pola gerakanya saat tahun 80-an bahkan 90-an. Perkembangan Amal Usaha yang pesat serta munculnya banyak “pesaing” mengharuskan untuk memunculkan kader Muhammadiyah yang berkualitas. 
 
Dalam hal ini kualitas tidak hanya secara pribadi melingkupi kesalehan pribadi dan sosial saja, namun juga kemampuan untuk membawa Muhammadiyah ini menjadi organisasi profesional, gesit , penuh terobosan tanpa meninggalkan ruh Muhammadiyah yang telah dijaga sejak dulu.
 
Proses kaderisasi menjadi salah satu kunci bagi organisasi untuk dapat terus berjalan, karena  jalannya oganisasi bergantung dengan anggota-anggota yang menjalankannya, walaupun organisasi memiliki nilai yang diusung namun jika tidak dijaga dan dipahami oleh anggotanya sendiri maka organisasi itu tidak akan lama bertahan. 
 
Sedangkan anggota lambat laun akan mulai menghilang dan diganti dengan anggota-anggota yang baru, disinilah proses kaderisasi menjadi penting, karena tanpa ada transfer yang baik kepada anggota yang baru maka mereka tidak dapat menggantikan anggota yang lama atau tidak mampu menyamai bahkan melebihi kualitasnya. 
 
Berangkat dari hal ini, Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) kabupaten Tuban mengadakan Baitul Arqom untuk meneguhkan ideologi Muhammadiyah pada anggotanya, baik itu yang ada di amal-amal usaha, organisasi otonom bahkan pengurus intinya.
 
Bertempat di aula SMK Pelayaran Muhammadiyah, diadakan baitul arqom zona kedua oleh MPK, diikuti oleh peserta berjumlah seratus orang. Kegiatan ini sendiri berlangsung selama dua hari yaitu Sabtu 24/02 dan Ahad 25/02/2018 dengan mengusung tema 'Meneguhkan Ideologi Muhammadiyah'
 
Foto sambutan ketua panitai Baitul Arqom, Yanuar Setiawan (Iwan Abdul Gani)
 
Menurut ketua panitia Baitul Arqom Yanuar Setiawan, S.Pdi bajwa mengapa harus ikut Baitul Arqom? Sedangkan di antara peserta Baitul Arqom adalah orang-orang sudah lama aktif di Muhammadiyah dan sudah pernah mengikuti Baitul Arqom
 
Yanuar mengatakan "kalau bapak ibu sudah pernah ikut Baitul Arqom sebelumnya maka paling tidak ini sebagai wahana untuk merefresh kembali ingatan kita tentang pemahaman terhadap Muhammadiyah."
 
"Jadi nanti muncul kata lulus dan tidak lulus, bukan menggambarkan bahwa Anda ini Muhammadiyah ataupun tidak, tetapi kegiatan ini untuk mengukur komitmen kita, seberapa besar loyalitas kita terhadap Muhammadiyah." Ujarnya
 
Dia lalu mengutip pernyataan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, Najib Hamid bahwa, jika kita makan sehari tiga kali maka Baitul Arqompun seharusnya demikian
 
"Menurit pak Najib Hamid, kalau kita ini pagi makan, siang makan, malam makan dan besoknya juga makan, maka baitul Arqom juga seharusnya sperti itu." Ucapnya
 
Lanjut dia " kalau kita bekerja di amal usaha Muhammadiyah, maka kita juga harus mengukur loyalitas kita terhadap Muhammadiyah."
 
Di akhir sambutannya Yanuar mengatak "Saya ucapkan terimakasih kepada Pak Ruslan ( Kepala SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban, red) yang telah memberikan fasilitas tempat maupun hidangan dan lain sebagainya, dukungan yang luar biasa, karena majesil kader itu tidak punya amal usaha, jadi mohon maaf."
 
Foto Ketua Majelis Dikdasmen, Nur Alam, S.Ag, M.Ag saat memberi sambutan (Iwan Abdul Gani)
 
Sementara itu ketua Majelis Dikdasmen Nur Alam, S.Ag, M.Ag mewakili Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tuban membuka acara Baitul Arqom  mengapresiasi kegiatan ini dan memgucapkan terimakasih sebesar-besaenya kepada panitia dan para peserta.
 
"Pimpinan Daerah mengapresisasi kepada majelis kader yang telah bersusah payah termasuk mencari dana". Ucapnya
 
Menanggapi pernyataan ketua panitia Baitul Arqom bahwa majeliis kader tidak mempunyai amal usaha, ketua Dikdasmen  menyatakan bahwa tidak ada majelis di pimpinan daerah yang basah dan keeing
 
"Sebagaimana yang disampaikan ketua panitia tadi katanya majelis kader itu majelis kering, hal ini perlu kita ubah. Majelis kader adalah majelis paling sugeh ( kaya, red), karena tidak ada majelis di pimpinan daerah yang basah dan kering, semuanya berjuang." Kata Nur Alam
 
Ketua Dikdasmen juga menyampaikan " Kegiatan ini tidak sekedar di ruangan, bagaimana supaya kegiatan ini selesai, namun proses tetap berjalan, inilah makna sesungguhnya Baitul Arqom."
 
Untuk memperjelaskan ucapan itu dia lalu mengatakan " Jadi kita lebih berfokus pada outcome bukan outputnya saja, kalau output itu lulus dan tidak lulus, tetapi hal itu mari kita kaitkan dengan outcome."
 
 
" Ada dampak yang signifikan, karena bapak ibu ini berada di AUM pendidikan, maka harus ada peningkatan kinerja" Ujarnya
 
Lebih dalam lagi dia menyatakan " kalau setelah Baitul Arqom nanti kinerjanya tetap ( tidak meningkat, red) berarti Baitul Arqom perlu ditingkatkan lagi keberlangsungannya, artinya tidak hanya dilakukan sekali."
 
Ketua Dikdasmen juga menyampaikan " Pimpinan daerah merasakan di AUM, apakah itu pendidikan, kesehatan dan AUM yang lain tidak semua guru dan karyawan berangkatnya dari Muhammadiyah, maka dengan adanya Baitul Arqom ini, kita akan mempunyai visi dan misi yang sama terhadap gerakan Muhammadiyah."
 
Di akhir sambutannya kembali lagi ketua Dikdasmen mengapresiasi kegiatan ini dan menekankan pagi bahwa setelah kegiatan ini ada pemahaman yang sama tidak membedakan Muhammadiyah keturunan atau komunitas
 
"Pemimpin daerah sangat mengapresisasi, paling tidak setelah pelatihan ini ada pemahaman yang sama, tidak membedakan apakah Muhammadiyah karena keturunan atau karena komunitas, maka setelah ini, mudah-mudahan kita semua menjadi Muhammadiyah yang sebenarnya."
 
Iwan Abdul Gani

Tags: Muhammadiyah Tuban
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website