PDM Kabupaten Tuban - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kabupaten Tuban
.: Home > Berita > KH. Ahmad Darsuki "YANG MENGURUS MUHAMMADIYAH DIBAYAR BERAPA?"

Homepage

KH. Ahmad Darsuki "YANG MENGURUS MUHAMMADIYAH DIBAYAR BERAPA?"

Minggu, 16-04-2018
Dibaca: 235

Foto KH. Ahmad Darsuki saat memberi sambutan di depan pengurus dan anggota KSPPS BTM Sinar Mentari (Iwan)

TUBAN.AISYIYAH.OR.ID. Koperasi simpan pinjam berbasis syari'ah milik Muhammadiyah Tuban bernama KSPPS BTM Sinar Mentari pada Ahad (15/4/2018) mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun tutup buku 2017 dan Rapat Anggota Rencana Kerja (RARK) tahun 2018 di gedung dakwah Muhammadiyah Tuban

KH. Ahmad Darsuki yang saat itu mewakili Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tuban menyampaikan beberapa hal, di antaranya mengajak warga Muhammadiyah khususnya pengurus dan anggota KSPPS Sinar Mentari untuk kembali kepada pilar utama Muhammmadiyah

Dalam sambutannya, dia sempat menceritakan warga Negara Prancis yang melakukan penelitian terhadap Muhammadiyah di masa kepemimpinan Syafi’I Ma’arif. Di mana saat itu, warga Prancis tersebut tercengang akan asset yang dimilki Muhammadiyah dan bertanya kepada Syafi’I Ma’arif: “Yang mengurusi Muhammadiyah itu dibayar berapa, mulai dari pusat sampai ke daerah-daerah?”

Berikut adalah transkrip dari sambutan KH. Ahmad Darsuki

Kita kembali kepada pilar perjuangan Muhammadiyah. Bahwa pilar perjuangan Muhammadiyah di dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga itu ada empat. Andai kata saat berdirinya Muhammadiyah itu ada lima, mungkin kondisi dan keadaan Muhammadiyah itu tidak sesulit sekarang.

Namun pada saat itu anggaran dasar anggaran rumah tangga merumuskan pilar perjuangan Muhammadiyah itu ada empat, yaitu pendidkan, kaderisasi, dakwah dan tajdid (pembaharuan, red)

Empat pilar inilah yang mendorong Muhammadiyah berkiprah di tengah-tengah masyarakat, termasuk di antaranya mengembangkan pola pendidikan mulai dari play group sampai perguruan tinggi yang jumlahnya ribuan

Beberapa tahun yang lalu saat kepemimpinannya Buya Syafi’I Ma’arif ada tamu dari Eropa meneliti terkait dengan asset yang dimiliki Muhammadiyah, dia tercengang, dan bertanya: “yang mengurusi Muhammadiyah itu dibayar berapa, mulai dari pusat sampai ke daerah-daerah?”

Dijawab Syafi’I Ma’arif: ”yang mengurus Muhammadiyah itu gratis tidak dibayar, bahkan cenderung yang mengurus Muhammadiyah itu mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya demi mengembangkan Muhammadiyah”

Penelti dari Eropa yang pada saat itu dari Prancis tercengang lagi, mengapa sampai sedemikan rupa, orang-orang mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya untuk Muhammadiyah tampa timbal jasa”?

Muhammadiyah itu berkembang karena dihuni oleh orang-orang yang hebat, orang-orang yang sudi mengorbankan tenaga, fikiran, ilmu demi Muhammadiyah, ini yang pertama

Yang kedua adalah kaderisasi. Kaderisasi ini sampai sekarang belum menghasilkan sesuatu yang maksimal, sampai ditunjang dengan berbagai cara termasuk pendidikan-pendidikan yang digratiskan (seperti, red) tarjih dan sebagainya dalam rangka mencetak kaderisasi.

Kaderisasi yang diciptakan Muhammadiyah itu terukur, terdidik, tidak kaderisasi ala organisasi-organisasi yang lain sehingga berkiprah di masyarakat itu ditopang oleh ilmu pengetahuan yang cukup

Yang ketiga adalah dakwah. Dakwah yang dikembangkan Muhammadiyah itu dakwah yang menyentuh bukan di lisan saja. Termasuk ada bencana, Muhammadiyah terjun. Ini model-model dakwah Muhammadiyah tidak sekedar ngomong tetapi dia aksi di tengah masyarakat sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat itu sendiri. Kristenisasi di Indonesia ini mengalami hambatan sepanjang Muhammadiyah ini masih berdiri kokoh

Yang keempat adalah tajdid, pembaharuan. Warga Muhammadiyah itu pemikirannya harus maju, sehingga tidak ketinggalan dengan organisasi-organisasi lain. Bahkan saya (Darsuki, red) pernah digojlok (bahwa, red) andaikata negara ini dalam keadaan tidak bisa jalan, yang ditunjuk untuk meneruskan adalah Muhammadiyah, mengapa? Karena Muhammadiyah punya segalanya. Punya teknisi, punya praktisi, punya dokter, punya ahli ekonomi, punya hubungan internasional, punya semuanya

Universitas Muhammadiyah, berbagai fakultas ada. Ini satu kebanggan bagi umat Islam. Organisasi-organisasi lain, baik yang ada di Timur Tengah, yang ada di Eropa tidak seperti apa yang dimiliki Muhammadiyah. Maka sumbangsihnya Muhammadiyah sangat luar biasa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, baik dalam segi pendidikan, ekonomi dan lain sebagainya

Yang kelima. Ini tidak ada dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Muhammadiyah. Andai saja pada saat itu pak Yai Ahmad Dahlan merumuskan masalah pengembangan dan pemberdayaan ekonomi, luar biasa Muhammadiyah. Baru-baru ini Muhammadiyah baru sadar atas ketertinggalannya dalam di bidang ekonomi, padahal dia punya kemampuan memberi solusi terhadap maysrakat.

Sehingga kemarin pada saat muktamar di Makasar, penekanan di dalam pemberdayaan ekonomi ini benar-benar ditekankan, supaya ekonomi kita ini tidak dikuasai oleh non Islam. Termasuk rintisan sekarang dari teman-teman yang ada di cabang Palang membuat koperasi BTM Sinar Mentari, termasuk perintisan Suli5, boleh jadi besok ada rintisan-rintisan yang lain, barangkali perumahan atau lain sebagainay sesuai dengan kebutuhan masyarakat

Muhammadiyah harus bepikir tentang pengembangan sumber daya ekonomi, sebab kalau tidak, maka cepat atau lambat akan tergilas dengan pola dan caranya orang-orang di luar Islam. Bahkan mantan bupati Lamongan Pak masfuk itu pernah bilang bahwa, tanah yang ada di kota-kota besar ini, dikuasi oleh Cina sebesar delapan koma setengah persen, ini di Jakarta. Bahkan di Surabaya itu delapan puluh delap persen. Di daerah saya sudah ratusan hektar dibeli orang-orang Cina mengatasnamakan orang Jawa sebagai perpanjangan tangan, berapapun nilainya dibeli dan eksploitasi diambil pasirnya dan lain sebagainya. Ini harus diwaspadai

Nabi bersabda “Umatku kuat karena ilmu dan harta.” Kalau umat Islam itu jadi miskin, lemah, bodoh, maka rusaklah dia. Ini sudah ditengarai oleh Rasulullah empat belas abad yang lalu dalam sabdanya, “Umatku akan rusak karena dua perkara. Yaitu kebodohan dan kemiskinan” Kalau umat Islam bodoh dan miskin, apa yang diandalkan dari umat Islam?

Initinya kami sebagai anggota pleno PDM mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang mengorbankan waktu dan tenaganya untuk mengurus BTM termasuk mengembangkan Suli5 semoga haslinya bisa melebihi hasil yang dimilki rumah sakit Muhammadiyah. Mudah-mudahan Allah meridhoi

Iwan Abdul Gani


Tags: Muhammadiyah Tuban
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: Amal Usaha



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website