PDM Kabupaten Tuban - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kabupaten Tuban
.: Home > Berita > Sa'ad Ibrahim, "SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban, Jadilah The First Atau The Best Dengan Cara Buatlah Masaalah"

Homepage

Sa'ad Ibrahim, "SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban, Jadilah The First Atau The Best Dengan Cara Buatlah Masaalah"

Minggu, 02-09-2018
Dibaca: 252

Sebagaimana diberitakan sebelumnya bahwa, pada Ahad (2/9/2018) telah dilaksanakan pelantikan dan serah terima jabatan kepala sekolah SMK pelayaran Muhammadiyah Tuban. Suyanto, S.Pi dialantik untuk menggantikan Ruslam S.Pi karena telah selesai masa jabatannya.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, DR. Muhammad Sa’ad Ibrahim, MA. Yang saat itu berada di Bojonegor untuk mengisi kajian Ahad pagi mengetahui bahawa ada pelantikan kepala sekolah, lalu dia berazam untuk hadir, karena selama ini dia merasa belum tahu bahwa teranyata di Tuban ada SMK Pelayaran milik Muhammadiyah.

Saat hadir di acara tersebut, ketua PWM Jawa Timur dipersilahkan untuk memberi nasihat sekaligus pembinaan. Berikut adalah beberapa point penting yang sempat dicatat oleh redaksi dari nasihat yang disampaikan oleh Ketua PWM Jawa Timur itu.

Saya baru tahu kalau hari ini ada pelantikan kepala sekolah di sini. Rasanya selama ini saya blm tahu bahwa ada SMK Pelayaran dan beberapa kali lewat sini juga tidak tahu. Nanti buatkan plank masuk Tuban dan keluar Tuban ya.

Saya punya acara di Bojonegoro, kalau begitu saya teruskan ke sana, apa lagi sudah kedahuluan pak Menteri (Mendikbud Muhadjir Effendy) datang ke sini, krn itu saya berazam, tidak hanya berniat untuk hadir di sini.

Saya juga sangat ingin datang ke sini tadi itu, karena sesungguhnya SMK Pelayaran ini hampir dapat dipastikan bahwa alumni-alumninya itu akan menjelajahi lautan termasuk sampai keluar laut Indonesia. Pak Suyanto yang sekarang menjapabat sebagai kepala sekolah ini bahkan 10 tahun di India. Karena itu perlu anak-anak kita ini kita berikan pengalaman-pengalaman yang bersifat global.

Kalau dulu kita diajarkan ungkapan dunia tak selebar daun kelor, kalau sekarang itu sudah salah. Sekarang ini dunia lebih sempit dari daun kelor. Kalau gak percaya coba buka HPnya, cari tahu sekarang Donald Trump lagi ngapain? Bisa muncul di situ.

Tadi saya dengar pak Yanto dan pak Margo menceritakan pengalamannya di luar negeri namun karena problem keluarga sehingga harus pulang, saya bertanya, apakah hal itu disampaikan pada murid-muridnya? Dijawab ia. Kalau hemat saya, mestinya tidak usah pulang, bawa isteri dan keluarga dan jangan lagi berlabuh di Indonesia. Berlabuh di Jepang, di Australi di Amerika sehingga suatu hari nanti kaisar Jepang itu garis keturunannya dari Modo, Lamongan.

Saya selalu kalau ada pelantikan begini, saya dengarkan dengan serius, apa yang ditinggalkan sama yang mantan yang belum selesai dikerjakannya dan saya ingin dengarkan apa yang disampaikan oleh yang baru. Kalau yang lama itu meninggalkan hutang begitu besar pada yang baru, maka saya bergembira. Tentu hutangnya itu dipakai untuk membangun. Itu artinya kepala sekolah yang dulu mempunyai kemampuan melampaui kondisi obyeknya. Artinya kepala sekolah yang dahulu bikin masaalah. Lalu masaalah itu belum bisa diselesaikan pada masanya. In bagus.

Saya mau cerita tentang orang yang bikin masaalah, dan nanti saya sampaikan kuncinya untuk menyelesaikan masaalah. Di PCM Rungkut itu diwaqafkan tanah, si waqif bilang tolong ini digunakan untuk pendidikan. Setelah menerima tanah, PCM (Pimpinan Cabang Muhammadiyah, red) mengadakan rapat dan diputuskan bikin Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah. Karena tanahnya tidak luas, diputuskan bikin 3 lantai dan dikalkuklasi habisnya 5 miliyard. Alhamdulillah PCM Rungkut punya uang 5 juta. 5 juta itu dapat semen kira-kira 100 sekianlah.

Saya dan pak Suko bendahara PWM (Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, red) meresmikan sekolah tersebut. Lalu saya diceritakan bahwa pembangunan sekolah tersebut memerlukan uang 5 miliyard tapi punya uang 5 juta. Punya uang 5 juta mau bangun gedung 3 lantai seharga 5 miliyard, itu betul-betul bikin masaalah.

Apa yang terjadi? Ternyata pak Suko itupun tinggal di Rungkut dan mendengarkan hal itu, maka pak Suko menyumbang 25 juta, berarti jumlah uangnya bertambah menjadi 30 juta. 30 juta sudah dapat semen 600 sak. Tak lama kemudian tetangganya pak suko, namanya pak Teguh mendengar itu, lalu pak Teguh menyumbang 500 juta. 

Ketika diresmikan, memang baru lantai 1, lantai 1 saja menghabiskan dana 1,5 miliyard, lalu dari mana uang yang lain untuk membangun gedung yang tersisia? Ternyata itu dipinjami oleh pak Teguh. Pimpinan cabang lalu bilang, pak Teguh bagaimana kami bisa membayaarnya? Kata pak Teguh, gini saja, nanti sampean cicil kalau sudah ada siswanya.

Ketika saya meberi sambutan saya katakan, saya senang berdiri di sini. Kenapa? Karena PCM-nya itu memulai dengan bikin masaalah. Dan yang dilakukan ini sudah ada di dalam al-qur’an. Di ayat kedua surat at Thalaq dan awal ayat ketiga, Allah katakan, “Barang siapa bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan pecahkan masaalah-masaalahnya, Allah akan beri rizki dari hal yang tidak pernah diperhitungkan.”

Maka untuk mengukur ketaqwaan kita, bikinlah masaalah yang besar pak Suyanto, lalu lama sekali gak selesai-selesai, berarti ada masaalah dengan ketaqwaannya.

Saya percaya, orang-orang ini (Pendiri SMK, red) sangat idealis. Saya mendengarkan, pak Anang, paka Ruslan, pak, Ruswanto, pak Yuda termasuk pak Margo dulunya mengajar di SMK Pelayaran Kristen, lalu kemudian mendirikan sekolah ini. Ini luar biasa. Tanahnya sudah ada dari PDM (Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tuban), gedungnya juga sudah ada tentunya tidak seperti ini, hanya 4 lokal, lalu bikin sekolah, padahal yang Kristen sudah berkembang, tentu saja dalam kontex di Tuban (SMK secara keseluruhan, red) ini bukan the first.

Tadi saya tanya perbandingan dengan yang Kristen, katanya di sini siswanya lebih banyak dari yang di sana, ini bagus. Kalau tidak bisa jadi The First, maka jadi The Best. Dan sekarang sudah jadi The Best, maka ini dipertahankan dan ditingkatkan.

Supaya kita berada di depan, maka lihatlah yang lebih depan dari kita. Kenapa Nabi dijadikan uswah hasanah? Supaya arah kita itu ke sana (terdepan, red), walaupun kita tidak akan mungkin bisa menyamai Nabi, dan itu mustahil menurut saya.

Sekali lagi saya ingatkan, tulis di sana (Plang SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban) satu-satunya SMK Pelayaran Muhammadiyah di Indonesia. Muhammadiyahnya kecil saja. Setidak-tidaknya kita lewat itu tau, masa saya sering lewat di sini tapi tidak tahu?

Tampilan itu penting, tapi di luarnya saja, jangan di dalam. Saya kira pak Muhadjir sudah banyak cerita tentang ini. Kemana-mana cerita, itu di Tuban sana ada SMK Pelayaran Muhammadiyah.

Hemat saya, sekolah yang sudah besar begini, jangan gurunya dibayar dari BOS (Bantuan Operasional Sekolah, red). Masa begini besar gurunya dibayar dari BOS?

Uruslah Muhammadiyah dengan baik. Guru-guru satu sama lain jangan dalam hatinya rasa dengki dan lain sebagainya, yang muda hormat sama yang tua, yang tua mengayomi yang muda. Sekolah ini juga harus diurus dengan manajemen yang benar dan urusan-urusan keungan yang benar, itulah garis Muhammadiyah.

SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban, Be The First Or The Best.

Catatan Redaksi: Iwan Abdul Gani


Tags: SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: Pendidikan



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website